Tentang Kami

LATAR BELAKANG PENDIRIAN

Keberadaan Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua Islam Nusantara telah diakui memiliki andil dan peran yang besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pesantren Nusantara telah membuktikan eksistensi dan kiprahnya menjadi dinamisator dalam setiap proses sejarah nation and character building.
Pesantren selain pengembang misi pewaris para Nabi dan penerjemah wahyu Tuhan terkait dengan peran keagamaan, ia juga memiliki pengaruh terhadap lingkungan masyarakatnya. Pesantren sebagai bagian dari institusi sosial, keagamaan, dan kultural tidak dapat dilihat sebagai sub-kultur dalam arti merupakan gejala yang unik dan terpisah dari dunia luar. Meskipun pesantren mempunyai penggambaran kultural dengan karakternya yang khas, hal itu bukan berarti bahwa pesantren tertutup kepada pengaruh-pengaruh dari luar. Sebab pesantren sebagai milik dan bagian dari masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan sosial dan komuinitas kemasyarakatan lainnya.
Hal tersebut juga berlaku pada sejarah berdiri dan keberlangsungannya pondok pesantren Nahdjussalam yang tidak terlepas dari peran masyarakat. Pendirian pondok pesantren Nahdjussalam yang mulai dirintis pada tahun 1916 tidak lepas dari empat elemen, yaitu : Bisshowatil ‘ulama atau orang yang berilmu yaitu KH. Kholil, bisshowatil agniya atau donatur yaitu KH. Syarif dan KH. Afandi, ‘Adillun ‘Umaro atau pemerintah yang adil­­ (dalam konteks ini adalah lurah) yaitu Raden Atmajadikarta, dan bidu’ail fuqoro atau dukungan masyarakat umum.
 Banyaknya pihak yang berkontribusi pada pendirian pesantren mejadikan pesantren ini bersifat inklusif dengan masyarakat sekitar dan saling memberi pengaruh satu sama lain. 
Pondok pesantren Nahdjussalam, sudah satu abad lebih memberikan pengaruh terhadap masyarakat sekitar di segala sendi sistem-sistem yang ada di masyarakat dengan mengacu kepada prinsip kesederhanaan, kebersamaan, tradisional, religius, homogen, akhlak serta nilai-nilai luhur.
Namun kini, hampir keseluruhan eksistensi pondok pesantren tidak terkecuali Pon-Pes Nahdjussalam mulai mengalami degradasi akibat dari percaturan dunia modern. Pesantren sebagai warna ke-Indonesia-an perlu menciptakan atmosphere yang sanggup menginterpretasi semua lini kehidupan seperti sosial, ekonomi, dan budaya.
Berawal dari keperihatinan keadaan perekonomian keluarga pesantren yang disadari menjadi titik singgung dari kompleksitas permasalahan  yang dihadapi pesantren, maka berangkat dari rasa tanggung jawab masing-masing pihak dan dari ide-ide yang telah lama ada, kami atas nama Seuweu Putu mencoba untuk mengakomodir dalam satu bentuk organ komunal yang bergerak untuk menunjang aktualisasi insan pesantren dan menunjang perekonomian insan pesantren.
Namun, Kelompok Usaha Seuweu Putu hanyalah merupakan sub-bagian dari struktur kepesantrenan demi untuk menunjang keberlangsungan inti dari fungsi pesantren, yaitu sebagai institusi pengajaran akhlak bagi keberlangsungan nusa dan bangsa.
VISI - MISI 
Visi
Membangun perekonomian insan pesantren secara menyeluruh dan tangguh sehingga menciptakan suasana kondusif dalam kegiatan keagamaan, kemasyarakatan dan kebangsaan.
 Misi
  • Menciptakan peluang usaha yang menguntungkan bagi para anggota;
  • Menciptakan klaster industri yang kondusif bagi para pelaku usaha dalam hal ini adalah anggota;
  • Menciptakan jiwa enteurpreneur di kalangan insan pesantren.

STRUKTUR ORGANISASI

Ketua : Mohamad Romdoni, S.Sos.I
Sekretaris : Riza M. Rojab
Bendahara : Firman Alzafaroni, Spd

Humas : Cecep Tb. Abdul Aziz
Kordinasi Usaha Perikanan : Tb. Hilman Fauzi
Kordinasai Usaha Konveksi : Iis Siti Nurul Millah
Kordinasi Bidang Usaha Perdagangan : Andri Suryadi

Anggota:
Eha Julaiha
M. Bagja Almubarok
Pipit Pitriani
Tati Hartati
Aim Salim,S.Ag
Apep Ismail
Fikri J. Hujaj
Uden Mahir
Aal Mahjar
Enang Sopwan
Rio Apriyanto
Deni Setiawan